Pekan keempat Liga 1 2021 usai dihelat. Sejumlah tim tetap mampu mempertahankan performa impresifnya. Kemenangan yang diraih Bali United dan Bhayangkara FC membuat mereka berada di dua peringkat teratas klasemen sementara. Keduanya sama-sama belum terkalahkan hingga pekan keempat.
Selain Bali United dan Bhayangkara FC, terdapat empat tim lain yang tidak terkalahkan. Mereka adalah PSM Makassar, PSIS Semarang, Persib Bandung, dan Persija Jakarta. Sementara itu, dua tim masih belum mampu meraih kemenangan. Barito Putera kian terpuruk di dasar klasemen usai mengalami kekalahan telak 0-3 dari Persikabo. Satu tim lagi yang belum meraih kemenangan ialah Arema FC. Tiga kali imbang dan satu kali kalah menjadi hasil yang didapat Arema di awal musim ini.
Total 19 gol tercipta dari total sembilan pertandingan yang bergulir. Terdapat berbagai skema dan situasi yang menjadi proses terciptanya gol-gol tersebut. Salah satu situasi yang kerap dipandang sebelah mata adalah bola kedua atau second ball.
Bola kedua sendiri artinya situasi bola liar hasil duel udara atau sapuan yang tidak sempurna. Arah bola biasanya sukar diprediksi sehingga sulit untuk diantisipasi. Namun, situasi ini bisa menjadi pemecah kebuntuan ketika skema yang diusung pelatih tidak kunjung berbuah gol. Berbicara soal bola kedua berarti kita berbicara soal kecepatan reaksi, gerak koordinasi langkah kaki, penempatan posisi, insting dalam menebak kemana bola akan jatuh dan tentu saja eksekusi teknik.
Terdapat tiga gol tercipta lewat situasi bola kedua pada pekan keempat Liga 1 2021. Sepakan datar Wiljan Pluim membuat PSM unggul atas Persik Kediri. Gol dari Ilija Spasojevic membuka keunggulan Bali United atas Persita ketika pertandingan baru berjalan empat menit. Gol pemain muda Alfriyanto Nico berhasil menggandakan keunggulan Persija kala menghadapi Persela Lamongan.
Pluim berada di ujung kotak penalti ketika pemain Persik gagal menyapu bola dengan baik. Bola liar langsung disambar pemain 32 tahun itu dengan sepakan voli terarah yang gagal dihalau kiper Dian Agus Prasetyo. Gol ini terlihat seakan hanya kebetulan belaka, namun terdapat banyak detail yang bisa dikupas. Mulai dari reaksi cepat Pluim, koordinasi langkah kaki yang menciptakan momentum untuk melepaskan tembakan, hingga eksekusi teknik berkelas.
https://twitter.com/Liga1Match/status/1440966469928435714
Spasojevic juga menciptakan gol serupa. Bola hasil duel udara melambung tinggi ke arah pemain berusia 34 tahun itu. Insting tajam mencetak gol pemain berpengalaman ini terlihat jelas, ia melepaskan sepakan voli yang sukses menggetarkan jala gawang Rahmanuddin. Keputusan dan eksekusi teknik Spaso patut diacungi jempol. Tembakan spekulatif seperti ini kerap tidak terduga oleh kiper.
https://twitter.com/Liga1Match/status/1441319587300057095
Terakhir, pemain yang usianya hampir setengah dari Spaso, Nico, berhasil mencetak gol memanfaatkan situasi bola kedua. Pemain kelahiran tahun 2003 itu menyambar bola kedua setelah duel antara Marko Simic dan Demerson. Nico sempat membuat pergerakan ke arah ujung kotak penalti di mana area tersebut tidak di-cover oleh pemain Persela.
https://twitter.com/Liga1Match/status/1441417701851680771
Bola memang kebetulan jatuh di area tersebut. Tapi memang itu yang harus dilakukan pemain ketika menghadapi situasi bola kedua, selalu berada di posisi yang tepat untuk menyambar bola meski sebenarnya bola belum tentu jatuh ke tempat yang diinginkan. Namun, jika konsisten melakukan hal tersebut, maka akan tiba waktunya di mana bola jatuh ke area yang diinginkan.
Situasi ini juga penting bagi tim yang bermain direct ketika menyerang. Sebaik apapun duel udara striker, mereka belum tentu menang dan bisa menanduk bola ke arah yang diinginkan. Karena itu, gelandang harus siap untuk merebut bola kedua dan bisa melancarkan serangan langsung ke kotak penalti lawan.
Memenangkan bola kedua kerap dianggap beruntung karena bola jatuh tepat ke depan seorang pemain. Namun sebenarnya hal tersebut diciptakan melalui sesi latihan. Pelatih tentu berperan penting dalam meningkatkan kecepatan reaksi pemain, melatih penempatan posisi, membangun mentalitas untuk antisipasi bola kedua, dan eksekusi teknik ketika pemain berhasil mendapatkan bola kedua. Jika semua hal tersebut berhasil dikuasai, bola kedua bisa sangat berbahaya.
Penulis: Dzikry Lazuardi