Setelah seri pertama BRI Liga 1 2021 usai digelar di Jabodetabek dan Kabupaten Bandung, kini gelaran liga teratas sepakbola Indonesia pindah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Empat stadion menjadi tempat perhelatan seri kedua yang rencananya akan berlangsung hingga awal November mendatang. Setiap tim akan bermain lima kali pada seri kedua ini.
Seri pertama menghasilkan berbagai cerita. Salah satu yang menyita perhatian tentu saja kekecewaan para suporter tim-tim besar. Mereka sampai melakukan sejumlah aksi karena performa tim kebanggaannya dirasa tidak sesuai dengan ekspektasi. Tim-tim tersebut adalah Persib, PS Sleman, Persebaya, dan Arema.
Pekan lalu, para Bobotoh melakukan aksi demo di depan Graha Persib, kantor manajemen Persib. Mereka tidak puas akan performa Persib di bawah arahan Robert Alberts. Maung Bandung bertengger di posisi lima pada akhir seri pertama. Hasil dari empat kali imbang dan dua kali menang. Lawan Persib pada pertandingan pertama seri kedua tidak mudah, Bhayangkara FC sebagai pemuncak klasemen harus dihadapi. Meski begitu, Persib mampu memenangkan pertandingan dengan skor 2-0, sumbangsih dari Febri Haryadi dan Ezra Walian.
Pertahanan Persib patut diacungi jempol. Bhayangkara merupakan tim dengan total gol terbanyak pada seri pertama. Mantan pemain Persib, Ezechiel Ndouassel menjadi andalan Bhayangkara di lini depan, total enam gol ia torehkan pada seri pertama. Pada laga ini, Persib mampu mengatasi serangan bertubi-tubi Bhayangkara. Teja Paku Alam sebagai kiper tampil impresif dengan delapan penyelamatan, salah satunya merupakan penalti Eze yang sukses ia tepis. Achmad Jufriyanto diplot sebagai pengganti Victor Igbonefo di posisi bek tengah. Igbonefo baru saja kembali usai bergabung dengan timnas senior. Namun, pemain yang akrab disapa Jupe itu tampil baik. Ia mencatatkan lima sapuan, satu blok, satu tekel, dan satu intersep.
PS Sleman juga mengalami masalah serupa, bahkan aksi suporter lebih parah. Mereka melakukan demo hingga ke Bandung usai PS Sleman bermain imbang 0-0 melawan Persik di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Manajemen PS Sleman sempat mengadakan mediasi dengan suporter. PS Sleman hanya unggul selisih gol dengan Persik yang berada di zona degradasi pada akhir seri pertama. Namun, anak asuh Dejan Antonic mampu meraih kemenangan pada pertandingan perdana seri kedua melawan Barito Putera dengan skor 3-2.
Irfan Jaya tampil luar biasa dengan catatan dua gol pada laga ini. Kerja sama apik antara Irfan dengan striker PS Sleman, Nemanja Kojic, berbuah dua gol dan membuat PS Sleman unggul setelah kebobolan terlebih dahulu. Irfan mencatatkan total lima tembakan dan dua dribel pertandingan yang dihelat di Stadion Manahan Solo ini. Barito Putera sempat menyamakan kedudukan, namun akhirnya Eduardo Junior mampu membuat PS Sleman kembali unggul pada menit ke-84.
Lalu, terdapat Persebaya yang juga mendapatkan hasil negatif pada seri pertama. Bajul Ijo mengalami empat kekalahan dan hanya dua kali menang. Hal ini membuat suporter menyuarakan tagar #AJIOUT. Mereka menuntut Aji Santoso sebagai pelatih Persebaya mundur. Kritikan itu dibungkam dengan hasil positif pada seri kedua. Persebaya sukses meraih kemenangan dengan skor 3-1 atas Persipura.
Trio lini depan yang dihuni oleh pemain asing menjadi kunci bagi Persebaya. Wilkson, Bruno Morreira, dan Taisei Marukawa masing-masing mencetak satu gol. Mereka sejauh ini mampu menjadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Wilkson sejauh ini mampu mencetak empat gol. Sementara dua sayap mereka memainkan peran inverted winger, sayap yang bermain di sisi berlawanan dengan kaki terkuatnya. Bruno di sisi kiri bisa mengacak-acak pertahanan lawan dengan kemampuan dribel ala Brasil. Ia mampu mencatatkan 12 dribel, ditambah dengan kontribusi satu gol dan satu asis. Sementara Marukawa di sisi kiri kerap memberikan umpan-umpan yang bisa menjadi peluang berbahaya. Pemain asal Jepang itu sukses membuat dua asis dan sembilan peluang, plus tiga gol yang juga merupakan kontribusi positif bagi Persebaya.
Terakhir, Arema FC juga sempat menerima protes dari suporter. Empat pertandingan pertama dilalui tanpa kemenangan. Pada dua pertandingan terakhir seri pertama, Arema mampu bangkit dan meraih dua kemenangan. Singo Edan kembali meraih tiga poin pada pertandingan pembuka seri kedua.
Bermain di Stadion Manahan Solo melawan Persija, Arema menang tipis 1-0 berkat gol dari striker asal Portugal, Carlos Fortes. Striker berusia 26 tahun itu meneruskan catatan impresifnya dalam urusan menjebol gawang lawan. Ia mencetak empat gol dalam tiga laga terakhir. Fortes juga menempati urutan kedua soal tembakan tepat sasaran terbanyak sejauh ini dengan total 10 tembakan tepat sasaran.
Hasil positif empat tim yang sempat mendapatkan protes dari suporter membuat mereka bisa sedikit lega. Tekanan dari suporter memang penting dalam menunjang performa tim. Pemain menjadi lebih termotivasi untuk membuktikan bahwa mereka pantas membela tim besar tersebut. Kemenangan juga menjadi pembuktian dari pelatih untuk manajemen dan suporter. Namun, mereka tetap harus menjaga performa apik tersebut. Jika performa tim kembali menurun, sangat mungkin suporter akan kembali melakukan protes.
Penulis : Dzikry Lazuardi