Pekan ketiga BRI Liga 1 2021 usai digelar. Kemenangan PSIS atas Persiraja Banda Aceh dengan skor 3-1 membuat Laskar Mahesa Jenar memuncaki klasemen sementara. PSIS unggul selisih gol atas Persib Bandung, Bali United, dan Bhayangkara yang juga mengoleksi tujuh poin dari tiga laga. Sementara itu, terdapat lima tim yang masih belum mampu meraih kemenangan. Mereka adalah Arema FC, Madura United, Persikabo, Barito Putera, dan Persipura Jayapura.
Tiga kartu merah menghiasi jalannya pekan ketiga ini. Persita Tangerang, Barito Putera, dan Bali United menuntaskan laga dengan 10 pemain. Meski begitu, mereka berhasil terhindar dari kekalahan. Bahkan Persita mampu meraih tiga poin.
Menghadapi Persela Lamongan, Persita bermain dengan 10 pemain dari menit ke-57 usai Aldi Al Achya menerima kartu kuning kedua. Berselang 11 menit, Persita justru berhasil mencetak gol lewat sepakan indah Rifky Dwi dari luar kotak penalti. Gol tersebut menjadi gol semata wayang pada laga yang dihelat di Stadion Pakansari itu.
Barito Putera unggul terlebih dahulu atas Borneo lewat gol dari Luthfi Kamal pada menit ke-62. Keunggulan anak asuh Djajang Nurjaman sirna usai Bayu Pradana menjatuhkan Muhammad Sihran di kotak penalti. Bayu diganjar kartu kuning kedua pada menit ke-81 sehingga diusir keluar lapangan oleh wasit. Francisco Torres sukses mengkonversi penalti menjadi gol penyeimbang Borneo. Sayangnya, tim yang baru saja ditinggal pelatihnya itu gagal memanfaatkan situasi unggul jumlah. Pertandingan berakhir imbang.
Cerita serupa juga terjadi pada laga paling menarik pekan ini, Bali United menghadapi Persib. Duel antara dua tim yang sukses memenangkan dua laga perdana ini dihiasi oleh kartu merah langsung untuk Leonard Tupamahu ketika Bali United unggul satu gol pada menit ke-29. Pemain berusia 38 tahun itu menjatuhkan Febri Haryadi ketika menjadi orang terakhir di pertahanan Bali United. Kalah jumlah, tim asuhan Stefano ‘Teco’ Cugurra itu kebobolan dua gol oleh brace Beckham Putra. Bali United terhindar dari kekalahan usai Yabes Roni membuat skor menjadi 2-2 pada menit ke-56. Skor tersebut bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.
Fenomena unik ini juga berlaku sepanjang musim Liga 1 2021 hingga pekan ketiga. Sejauh ini, terdapat enam kartu merah dari enam pertandingan berbeda. Namun tidak ada satu pun tim yang mengalami kekalahan usai bermain dengan 10 pemain. Selain tiga laga pada pekan ketiga, kartu merah juga terjadi pada laga Arema 1-1 Bhayangkara (Pekan kedua - Teuku Ichsan 78’ - Bhayangkara), Persela 1-0 Persipura (Pekan kedua - Akbar 38’ - Persela), PSM 1-1 Arema (Pekan pertama - Jayus Hariono 4’ - Arema).
Membuat situasi unggul jumlah merupakan prinsip dasar sepakbola. Jika lawan sudah terkena kartu merah, maka akan semakin mudah untuk membuat situasi unggul jumlah di berbagai area. Untuk tim yang sudah bermain dengan 10 pemain, kondisinya jelas sulit. Hal yang bisa dilakukan adalah meminimalisir ancaman bagi gawang.
Tidak heran mengapa tim yang sudah bermain dengan 10 pemain akan bermain dengan blok rendah yang rapat. Mereka akan menutup ruang di tengah, memaksa lawan progresi dari sayap dan melepaskan umpan silang. Bertahan menghadapi gempuran umpan silang tentu lebih mudah dibanding menghadapi permainan kombinasi kaki ke kaki.
Persib dan Persela tidak memiliki solusi lain. Sementara itu, kita tidak dapat menarik kesimpulan untuk Borneo karena waktu bermain yang sedikit setelah kartu merah. Usai Persita bermain dengan 10 pemain, Persela membuat tujuh umpan silang dan hanya dua yang tepat sasaran. Angka ini lebih tinggi dibanding jumlah umpan silang sebelum kartu merah Persita yaitu sebanyak lima umpan silang.
Sementara itu, Persib melepaskan 12 umpan silang dan hanya satu yang tepat sasaran. Mereka hampir tidak memiliki solusi lain untuk menyerang. Setelah Beckham ditarik pada menit ke-57, Persib tidak memiliki penyambung antara lini tengah dan depan. Ruang antar lini kerap tidak diisi. Alhasil, Maung Bandung banyak bermain direct dari bek tengah atau progresi ke sayap untuk kemudian melepaskan umpan silang. Dua area yang diberi tanda tanya di bawah ini seharusnya diisi oleh pemain Persib.
Bola-bola udara jelas merupakan makanan empuk bagi bek tengah Bali United asal Brasil, William Pacheco. Kemampuannya untuk membaca permainan dan menghindarkan Bali United dari ancaman lawan tidak perlu diragukan. Pemain berusia 29 tahun itu mencatatkan delapan sapuan dan tujuh intersep.
Menghadapi 10 pemain memang seharusnya lebih mudah. Namun jika tidak memiliki solusi untuk membongkar pertahanan lawan, maka bukan tidak mungkin mereka akan gagal memanfaatkan situasi menang jumlah. Bagi pelatih, hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk membuat satu sesi latihan sendiri dengan kondisi lawan hanya bermain dengan 10 pemain.
Penulis: Dzikry Lazuardi