Pekan kedua BRI Liga 1 2021 rampung bergulir. Kemenangan Bali United dan Persib Bandung menjadikan mereka dua tim yang mampu meraih poin penuh pada dua laga musim ini. Bali United berada di puncak klasemen karena urutan alfabet, mengingat jumlah gol dan kebobolan dua tim sama persis. Sebaliknya, terdapat dua tim juga yang mengalami dua kekalahan sejauh ini. Persipura Jayapura dan Barito Putera belum mendapatkan poin hingga pekan kedua.
Dari sembilan pertandingan yang bergulir, hanya Persib yang menguasai pertandingan dan berhasil memetik tiga poin. Tim yang menguasai pertandingan artinya tim tersebut mencatatkan statistik penguasaan bola yang lebih tinggi dari lawannya. Lima tim yang menguasai pertandingan mengalami kekalahan dan tiga lainnya hanya bermain imbang.
Persik Kediri (37%) mampu mengalahkan Borneo (63%) dengan skor tipis 1-0. Dua tim berhasil menang meski tertinggal terlebih dahulu, Bali United (45%) melakukan comeback atas Barito Putera (55%) dan Persiraja Banda Aceh (45%) menaklukkan PS Sleman (55%) meski sempat tertinggal 1-2. Persebaya (40%) menang meyakinkan dengan skor 3-1 kala menghadapi Persikabo (60%). Sementara itu, pertandingan antara Arema (47%) dan Bhayangkara FC (53%), Madura United (54%) dan PSM Makassar (46%), serta Persija (62%) dan PSIS (38%) berakhir imbang.
Satu pertandingan yang cukup menyita perhatian tentu saja laga antara Persela Lamongan dan Persipura. Meski bermain dengan 10 pemain dari menit ke-38 karena kartu kuning kedua Akbar Hermawan, Laskar Joko Tingkir mampu mempertahankan keunggulan dan menahan gempuran Persipura hingga peluit akhir dibunyikan.
Persipura menjadi tim dengan penguasaan bola dan total tembakan tertinggi pada pekan kedua ini. Namun hasil yang didapat tentu jauh dari harapan Jacksen Tiago. Penguasaan bola Persipura mencapai 68% dan mereka melepaskan total 16 tembakan. Sayangnya tidak ada gol tercipta. Persela keluar sebagai pemenang berkat gol Ivan Carlos pada menit ke-12 ketika mereka masih bermain dengan 11 pemain.
Pada laga tersebut, Persela menampilkan permainan reaktif. Mereka membiarkan para pemain Persipura menguasai bola dan naik ke area pertahanan Persela sehingga akan tercipta banyak ruang yang bisa dimanfaatkan untuk serangan balik. Pelatih Persela, Iwan Setiawan, memang dikenal sebagai pelatih yang menyukai gaya permainan seperti ini.
Pertahanan Persela selalu mengecil sehingga Persipura tidak bisa bermain ke ruang antar lini. Hal ini membuat Persipura dipaksa bermain ke sayap dan melepaskan umpan silang. Persipura mencatatkan 16 umpan silang namun tidak ada satu pun yang berhasil menjadi tembakan. Duet bek tengah Persela bermain apik. Demerson Bruno mencatatkan 10 sapuan dan Birrul Walidain mencatatkan delapan sapuan.
Meski begitu, Persipura tetap memaksa untuk bermain kombinasi di area sentral. Terlihat dari attacking plays map ini, serangan Persipura dominan lewat tengah. Ruang yang kecil dan pertahanan kuat Persela sangat menyulitkan Persipura untuk bermain umpan pendek cantik seperti yang melekat pada Srintil Hitam.
Jika melihat total tembakan, Persipura tampak mampu membuat banyak peluang. Total 16 tembakan tentu bukan angka yang sedikit. Namun empat di antaranya berhasil di blok, sementara 12 sisanya banyak yang dilepaskan dari luar kotak penalti. Artinya, Persipura gagal menembus pertahanan Persela.
Hanya tiga di antara 12 tembakan tersebut yang dilepaskan dari dalam kotak penalti. Dua tembakan tepat sasaran juga berasal dari luar kotak penalti. Hal ini menunjukkan Persipura sangat kesulitan membuat peluang berkualitas. Penguasaan bola yang sangat tinggi menjadi percuma jika gagal menghasilkan peluang mencetak gol. Performa pertahanan Persela juga patut diacungi jempol.
“Penguasaan bola itu penting ketika Anda membuat peluang, jadi penguasaan bola sendiri sebenarnya tidak berarti,” ujar Pep Guardiola, pelatih yang memiliki filosofi penguasaan bola yang sangat kuat. Artinya, penguasaan bola harus bisa menghasilkan peluang, jika tidak, tim bisa saja sulit mencetak gol dan gagal meraih kemenangan. Akhirnya, penguasaan bola yang tinggi tidak ada gunanya. Pekan kedua BRI Liga 1 2021 menjadi bukti. Banyak tim menguasai jalannya laga tapi gagal memetik poin penuh. Penguasaan bola yang baik tidak menjanjikan kemenangan.
Penulis: Dzikry Lazuardi