BRI Liga 1 2021 memasuki pekan ke-12. Pekan ini menjadi pekan pertama untuk seri ketiga yang kembali diadakan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Seri ketiga ini akan menjadi tantangan yang cukup berat bagi 18 tim Liga 1. Jadwal padat harus dihadapi, total delapan pertandingan akan dijalani dalam kurun waktu 18 November hingga 24 Desember. Selain itu, beberapa tim juga tidak bisa tampil dengan kekuatan penuh karena terdapat pemain yang dipanggil ke tim nasional. Meski terdapat regulasi bahwa maksimal hanya dua pemain dari satu tim yang boleh membela negara di kancah internasional.
Pekan ke-12 ini menyajikan berbagai cerita menarik. Dua tim teratas di klasemen sama-sama menderita kekalahan. Bhayangkara takluk 1-2 dari tim promosi, Persita. Sementara Persib bandung harus menerima kekalahan pertama musim ini. Pahitnya, rekor tidak terkalahkan terhenti oleh musuh bebuyutan mereka, Persija. Dua tim terbawah juga mengalami kekalahan, Persipura dan Persiraja gagal memetik poin. Hasil tersebut membuat Persipura memecat pelatih mereka, Jacksen Tiago.
Soal pelatih, pekan ini menjadi debut bagi dua pelatih anyar di Liga 1. Setelah Joko Susilo keluar dari Persik, Javier Roca ditunjuk menjadi pelatih Macan Putih. Sementara itu, hasil buruk Rahmad Darmawan membuat ia harus didepak dari Madura United. Pelatih asal Brasil, Fabio Lefundes dipercaya sebagai penerus RD.
Sepakbola Indonesia bukan hal yang baru bagi Roca. Pria asal Chili tersebut pernah membela delapan tim Indonesia pada kurun waktu 2004 hingga 2013, termasuk beberapa tim besar seperti Persija dan Persebaya. Meski begitu, ia baru kali ini menjadi pelatih tim senior. Sebelumnya, ia menjadi pelatih tim usia muda di program akademi La Liga dan SSB Young Warrior yang berlaga di Liga TopSkor U-12.
Laga debut Roca berakhir dengan kekalahan. Pada laga yang bertajuk Derby Jatim, Persik harus mengakui keunggulan Arema dengan skor 2-3. Unggul terlebih dahulu lewat gol Youssef Ezzejjari pada menit ke-30, Persik menyudahi babak pertama dengan situasi tertinggal 1-3. Pada babak kedua, mereka mampu tampil dominan namun hanya berhasil mencetak satu gol berkat penalti Ezzejjari.
Secara permainan, Persik memang menguasai pertandingan. Pada babak pertama, mereka mencatatkan 58% penguasaan bola. Mereka bahkan semakin mendominasi laga pada babak kedua. Persik mencatatkan 71% penguasaan bola pada paruh kedua pertandingan yang berlangsung di Stadion Sultan Agung Bantul tersebut. Secara keseluruhan, Persik tampil dominan dengan 63% penguasaan bola dan total menciptakan 15 tembakan, delapan di antaranya tepat sasaran.
Namun, permasalahan yang harus segera diselesaikan oleh Roca adalah soal pertahanan. Tiga gol bersarang di gawang Fajar Setya karena kecerobohan pemain mereka sendiri. Pertama, Dany Saputra menjatuhkan Hamzah Titofani di kotak penalti. Arema sukses menyamakan kedudukan lewat eksekusi Carlos Fortes. Dua gol Arema selanjutnya lahir dari situasi tendangan pojok. Pada menit ke-42, terjadi kemelut yang gagal disapu dengan baik sehingga Johan Farizi sukses menggetarkan jala gawang Persik. Tujuh menit berselang, Fajar keluar dari gawangnya namun gagal mengantisipasi tendangan pojok Arema. Bola kedua sukses dimanfaatkan oleh Feby Eka Putra. Situasi defending set piece seharusnya bisa diantisipasi dengan organisasi dan komunikasi yang baik. Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih berusia 44 tahun tersebut.
Tidak seperti Roca, Lefundes benar-benar pendatang baru bagi sepakbola Indonesia. Meski begitu, latar belakang Lefundes tidak main-main. Ia mulai menjadi staf pelatih dari tahun 1995 di tim divisi bawah liga Brasil, tepatnya ia merupakan pelatih fisik. Pelatih berusia 49 tahun menghabiskan tujuh musim di Jeonbuk Hyundai Motors sebagai asisten pelatih. Ia turut serta dalam kesuksesan Jeonbuk dalam meraih empat K-League dan satu Asian Champions League. Setelah itu, ia mencoba peruntungan di Shandong Luneng dan Botafogo, masih sebagai asisten pelatih.
Melihat jalannya laga, Madura sedikit lebih dominan dibanding Persebaya. Laskar Sape Kerrap mencatatkan penguasaan bola sebesar 52%. Mereka mampu meredam permainan menyerang yang biasa ditampilkan anak asuh Aji Santoso. Madura juga mencatatkan total 18 tembakan. Namun jika melihat lebih dalam, angka ini tidak terlalu spesial.
Terlihat dari peta tembakan Madura di atas, 11 tembakan diciptakan dari luar kotak penalti. Tembakan-tembakan tersebut tentu memiliki nilai expected goals (xG) yang kecil. Artinya, Madura belum mampu menciptakan banyak peluang emas yang memiliki kemungkinan besar menjadi gol. Hal ini patut menjadi catatan bagi Lefundes jika ingin menyelamatkan Madura dari jurang degradasi.
Debut dua pelatih baru tersebut memang belum menghasilkan poin, namun mereka perlahan menunjukan perubahan yang positif. Kondisinya tidak mudah, Persik kini berada di zona degradasi dengan total 10 poin. Sementara Madura berada satu pos di atasnya dengan raihan satu poin lebih banyak. Menarik dinanti bagaimana kiprah kedua pelatih asing tersebut dalam menyelamatkan timnya dari degradasi.