Persib Bandung ditahan imbang oleh PSIS pada lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-25. Pada laga yang digelar di Stadion I Ngurah Rai tersebut, tidak tercipta satu pun gol dari kedua tim. Sejumlah kritikan banyak dilayangkan bagi kedua tim, terutama Persib yang notabene memiliki komposisi pemain mewah. Mulai dari permainan, pelatih, hingga performa pemain. Salah satu pemain yang sangat disorot adalah Bruno Cantanhede.
Berposisi sebagai striker, ia tentu diharapkan mampu menjadi sumber gol Persib. Namun ia kembali gagal membobol gawang lawan. Secara permainan juga Bruno tidak berkontribusi banyak meski bermain 90 menit. Bahkan beberapa statistik yang ia catat merupakan statistik terburuk di pertandingan ini.
Bruno mencatatkan lima shot off, terburuk dari semua pemain yang bermain pada laga ini. Salah satunya merupakan peluang besar ketika ia hanya tinggal berhadapan dengan Jandia Eka Putra. Namun tembakannya hanya membentur mistar gawang. Momen ini juga tercatat sebagai miss big chance oleh Lapangbola. Dapat dikatakan Bruno tidak banyak membahayakan gawang lawan.
Jika melihat kontribusi permainan, Bruno juga tidak banyak terlibat. Ia hanya melakukan 12 kali umpan, enam di antaranya gagal. Artinya, ia hanya mencatatkan pass accuracy sebesar 50%. Lagi, yang terburuk dalam pertandingan ini. Pemain asal Brasil ini tidak mencatatkan create chance atau key pass. Selain tidak membahayakan gawang lawan secara langsung, ia juga tidak mampu membuat peluang untuk rekan setimnya.
Bahkan, ia sangat sering terlihat kehilangan bola. Bruno mencatatkan empat loose ball (kehilangan bola). Selain itu, Bruno juga tercatat dua kali gagal melakukan dribel. Beberapa catatan buruk ini semakin memperparah performa eks pemain Hanoi FC tersebut.
Roberts tidak mengganti Bruno pada laga melawan PSIS meski performanya mengecewakan. Jika ingin memberi kesempatan, tampaknya sudah bukan saatnya bereksperimen. Laga kemarin merupakan laga kelima Bruno gagal mencetak gol. Sejauh ini setelah berseragam Persib, Bruno hanya mencetak satu gol yaitu gol penalti pada laga debutnya. Selain itu, dampak dari Bruno yang selalu bermain adalah kurang maksimalnya performa David da Silva.
Ia bermain sebagai striker pada formasi 442 yang diusung Roberts Alberts. Sementara da Silva bermain di belakang Bruno, sebagai penyambung antara lini tengah dan lini depan. Menjadi penyerang lubang bukan merupakan peran yang natural bagi da Silva, pemain yang ketajamannya di Liga 1 sudah terbukti ketika ia membela Persebaya. Roberts tampak rela mengorbankan posisi terbaik da Silva untuk seorang Bruno yang performanya tidak kunjung memuaskan. Hal ini perlu diperhatikan jika ingin memaksimalkan setiap kemampuan pemain.
Liga 1 hanya menyisakan sembilan laga lagi. Persib kini berada di urutan keempat dengan selisih lima poin dari Arena di peringkat pertama, dengan catatan Persib masih memiliki satu laga sisa. Masa-masa krusial seperti ini sudah bukan saatnya bereksperimen, pemain yang tampil harus bisa berkontribusi untuk tim. Bruno sejauh ini minim kontribusi.