PS Sleman akhirnya meraih tiga poin perdananya di Piala Menpora. Menghadapi Persik Kediri, gol tunggal yang dicetak Nico Velez di awal laga sukses dipertahankan Super Elja hingga akhir pertandingan.
Susunan pemain
Persik Kediri turun dengan formasi 4-3-3. Dikri Yusron menjadi pilihan utama di bawah mistar. Di depannya ada kuartet bek Vava Mario, Andri Ibo, OK John, dan Dany Saputra. Trio Ahmad Agung, Ady Eko, dan Bayu Otto bermain di lini tengah. Di depannya ada Faris Ardiansyah dan Antoni Putro yang mengapit Septian Bhagaskara sebagai penyerang tunggal.
Sementara itu PS Sleman turun dengan pola 4-2-3-1 yang bisa menjadi 4-4-2. Beberapa rotasi dilakukan pelatih Dejan Antonic di laga ini. Adi Satryo kali ini menjadi pilihan di bawah mistar. Di pos belakang dari kanan ke kiri adalah Aaron Evans, Asyraq Gufron, Mario Maslac, dan Arthur Irawan. Di lini tengah duet Wahyu Sukarta dan Kim Kurniawan bermain sebagai pivot ganda. Irfan Bachdim dan Nico Velez berduet di lini depan diapit Irfan Jaya dan Arsyad Yusgiantoro.
Persik manfaatkan superioritas jumlah di lini tengah
Secara natural, tumbukan formasi antara 4-3-3 melawan 4-4-2 akan menghasilkan situasi 3v2 di lini tengah. Hal inilah yang coba dimanfaatkan oleh Persik Kediri.
Menghadapi PSS yang banyak bermain dengan blok rendah, trio gelandang Persik banyak mencari celah dari situasi ini. Sebelumnya mereka membantu bek tengah mencari keunggulan atas penyerang PSS. Dengan unggul 3v2 di bawah, Persik bisa lancar melakukan progresi.
Superioritas jumlah tersebut bisa dipertahankan di lini tengah hingga bisa menciptakan peluang. Situasi tersebut juga menjadi kunci bagi Persik untuk bermain secara konstruktif dari lini ke lini.
Kunci dari mempertahankan superioritas jumlah tersebut adalah rotasi yang dilakukan pemain tengah. Dengan mengacu pada prinsip akses diagonal dan kedalaman vertikal, mereka mampu memanfaatkan keunggulan jumlah tersebut. Selain ketiganya, pemain sayap juga aktif masuk ke ruang antar lini untuk membantu keunggulan jumlah tersebut.
Situasi ini juga yang membuat Persik sukses menguasai bola hingga 52% dan menciptakan lebih banyak tembakan dari PSS. Meski secara output statistik cenderung berimbang, situasi 3v2 menjadi pembeda Persik dalam menciptakan situasi berbahaya lebih banyak dibandingkan lawannya asal Sleman tersebut.
PSS curi kesempatan di momen transisi
Meski kalah jumlah di tengah, PSS tidak serta merta pasif dengan situasi tersebut. Beberapa kali mereka mencoba untuk menghalangi Persik bisa mengakses situasi 3v2 di lini tengah.
Salah satunya adalah dengan menerapkan pressing dengan intensitas tinggi terhadap garis belakang Persik saat Macan Putih menguasai bola. Menekan dengan dua penyerang sejak awal, PSS coba menghentikan progresi Persik sejak lini pertama.
Apabila Persik berhasil menerobos pressing lini pertama, situasi lain yang coba dilakukan oleh PSS untuk mencegah superiortias jumlah Persik adalah memanfaatkan bek yang melakukan onward pressing. Dengan timing yang pas, garis belakang PSS mampu mencegah situasi 3v2 Persik di tengah dan menghentikan lawan dari membuat peluang berbahaya.
Sebaliknya, dari situasi tersebut PSS mampu menciptakan momen-momen transisi. Dengan adanya dua penyerang, dibantu dengan dua pemain sayap di masing-masing sisi, transisi PSS bisa menjadi ancaman bagi pertahanan Persik Kediri.
Kesimpulan
Tanpa tampil betul-betul istimewa, PSS sukses raih kemenangan pertamanya. Elang Jawa memang banyak bermain lebih defensif di turnamen ini. Kerapatan blok dan kedisiplinan tanpa bola menjadi penekanan. Hanya saja hal tersebut harus lebih sering diimbangi dengan kemampuan menciptakan peluang yang lebih efisien dibanding lawannya apabila ingin melaju jauh di turnamen kali ini.