Persija berhasil menjuarai Grup B Piala Menpora 2021 usai menaklukkan Bhayangkara Solo FC dengan skor 2-1. Sempat tertinggal lewat gol Ezechiel N'Douassel di babak pertama, Persija berbalik unggul di paruh kedua lewat gol dari Osvaldo Haay dan Marc Klok.
Susunan pemain
Menghadapi laga "hidup-mati" Persija bermain dengan skuad terbaiknya minus Marco Motta yang mengalami cedera. Posisinya digantikan pemain muda, Nico Alfriyanto. Di posisi penyerang sayap dalam pola 4-2-3-1, Heri Susanto mengisi pos Riko Simanjuntak yang bermain dari bangku cadangan. Heri bertandem bersama Marko Simic dan Osvaldo Haay di lini depan Macan Kemayoran.
Bhayangkara FC yang hanya butuh satu angka untuk lolos turun dengan formasi berbeda. Jika di laga sebelumnya pelatih Paul Munster identik dengan pakem 3 bek, di laga kali ini Bhayangkara turun dengan formasi 4-2-3-1 yang lebih menyerang. Fitur utamanya adalah lini serang yang dipimpin oleh Ezechiel N'Douassel di pos penyerang tunggal bersama dengan Renan Silva di posisi No. 10. Di kedua sisi sayap ada dua pemain cepat dalam diri Andik Vermansyah dan Adam Alis.
Susunan pemain kedua tim
Isu Persija dan Bhayangkara dalam menyerang
Mencari hasil untuk lolos, kedua tim bermain menyerang sejak awal. Membangun serangan dari bawah, keduanya mencoba mengamankan penguasaan bola demi mendapatkan progresi serangan yang ideal. Sayangnya, terdapat isu dalam serangan yang membuat kedua kesebelasan relatif sulit menciptakan peluang.
Isu Bhayangkara sendiri lebih kepada struktur posisional mereka. Membangun serangan dari bawah, mereka kerap mencoba menciptakan situasi menang jumlah di bawah. Kedua bek sayap berposisi tidak terlalu tinggi. Selain itu, salah satu gelandang bertahan, biasanya Evan Dimas, turun sejajar dengan bek tengah. Gelandang lainnya menciptakan koneksi diagonal di lini tengah.
Sayangnya, situasi menang jumlah tersebut tidak memberikan manfaat bagi serangan Bhayangkara. Pasalnya, Persija lebih banyak menunggu dalam blok rendah. Dengan banyaknya pemain di bawah, mereka justru kalah jumlah di lini tengah. Akibatnya, progresi serangan yang bersih sulit didapatkan.
Isu dalam serangan Bhayangkara: kalah jumlah 2v4 di lini tengah
Situasi yang serupa terjadi pada Persija. Set play Persija yang banyak mengandalkan umpan vertikal ke ruang antar lini memang bisa menembus blok pressing Bhayangkara yang memang tidak terlalu banyak menekan di atas. Akan tetapi, dengan garis belakang Bhayangkara yang tetap menunggu di areanya, Persija relatif sulit menembus pertahanan The Guardians.
Isu dalam serangan Persija: empat bek Bhayangkara tetap berada di posisinya
Bermain keras demi lolos
Mempertatuhkan kelolosan ke babak berikutnya, kedua tim bermain ngotot sejak menit awal. Tidak jarang bahkan kedua tim melakukan pelanggaran untuk menghentikan lawan membangun serangan maupun menciptakan peluang.
Berdasarkan statistik secara kolektif kedua kesebelasan mencatatkan 50 upaya tekel. Laga ini juga menghasilkan 51 pelanggaran beserta 11 kartu kuning dan 1 kartu merah. Catatan tersebut menunjukkan upaya keras keduanya dalam merebut tiga angka.
Banyaknya catatan tekel dan pelanggaran tersebut juga menjadi refleksi dari kesulitan kedua tim dalam membongkar pertahanan lawan. Akibatnya, kedua tim banyak mencari peluang dari momen transisi. Di momen itulah, pelanggaran kerap terjadi.
Kesimpulan
Laga keras antara keduanya menjadi penutup pertarungan di Grup B. Secara statistik dan permainan, kedua tim menampilkan pertarungan yang berimbang. Akan tetapi, Persija lebih bisa memanfaatkan momen-momen penting untuk meraih kemenangan.