Susunan pemain
Persija melakukan banyak perubahan pada susunan sebelas awalnya. Absennya Yann Motta dan Otavio Dutra di jantung pertahanan Persija akibat cedera membuat posisi mereka digantikan oleh Maman Abdurahman dan Tony Sucipto. Sementara itu di lini serang, dua pemain muda, Braif Fatari dan Taufik Hidayat diberi kepercayaan sejak menit awal berduet sebagai gelandang serang dan penyerang tunggal.
Sementara itu Persib yang belum terkalahkan di Piala Menpora turun dengan kekuatan penuh, minus Dedi Kusnandar yang belum sepenuhnya fit pasca cedera di semifinal. Posisi gelandang berusia 29 tahun tersebut digantikan oleh Abdul Aziz. Di luar itu, Persib menurunkan skuad terbaiknya, termasuk duet Ezra Walian dan Wander Luiz di lini depan yang diapit oleh Febri Haryadi dan Frets Butuan di kedua sisi sayap.
Susunan pemain kedua tim
Tekanan Persija dan kedisiplinan blok pressing
Belum genap semenit laga berjalan, Persija sudah unggul lewat gol Braif. Berawal dari pressing ketat di awal laga, Persija bisa memaksa Persib kehilangan bola dan akhirnya mencetak gol. Pressing ketat di awal dan kedisiplinan blok menengah Persija menjadi kunci Persija dalam meminimalisir serangan Persib di babak pertama.
Bertahan dengan blok menengah, Persija turun dengan struktur 4-1-4-1 atau 4-2-3-1. Dua gelandang tengah Persija (Rohit dan Braif) akan berfokus pada dua gelandang tengah Persib, sementara gelandang bertahan (Klok) akan fokus menjaga ruang antar lini. Dengan mempertahankan akses pressing kepada gelandang Persib yang merupakan motor utama bangun serangan mereka.
Blok pressing Persija yang sukses meredam Persib
Posisi gelandang Persib yang rendah juga relatif mempermudah Persija dalam menekan. Baik Farshad maupun Abdul Aziz banyak menunggu di depan blok pressing Persija di areanya sendiri. Satu-satunya pemain Persib yang memberikan opsi di dalam blok tersebut adalah Ezra Walian. Sayangnya, posisi Ezra kurang menguntungkan karena selalu berada dalam penjagaan Marc Klok dan kerap membelakangi gawang.
Solusi Persib yang masih buntu
Memasuki babak kedua, Persib segera melakukan perubahan personil. Dedi Kusnandar, Beckham Putra, dan Esteban Vizcarra dimasukkan ke lini tengah. Berubahnya susunan pemain memberikan sedikit angin segar bagi aliran bola Persib. Maung Bandung mulai banyak menekan Persija dan memaksa Macan Kemayoran bertahan lebih dalam.
Akan tetapi, perubahan tersebut tidak diiringi dengan perubahan struktur. Masalah koneksi Persib masih terlihat, bahkan bertambah parah ketika Ezra berpindah posisi ke sayap kiri. Praktis tidak ada pemain Persib yang memberikan koneksi di ruang antar lini karena kedua penyerang, Wander Luiz dan Ferdinan Sinaga lebih banyak menunggu di kotak penalti.
Konektivitas serangan Persib yang buruk di babak kedua
Buruknya koneksi ini membuat sirkulasi bola Persib lebih banyak berada di luar blok Persija. Dari bawah, ke samping, dan ke bawah lagi. Progresi serangan juga lebih banyak mengandalkan bola langsung ke lini pertahanan Persija. Begitu juga dengan fase penciptaan peluang yang hanya mengandalkan umpan diagonal dari kedua sisi sayap.
Alhasil Persija lebih mudah dalam mengantisipasi hal ini. Garis pertahanan Macan Kemayoran lebih siap karena mekanisme bertahan lebih mudah. Dari catatan statistik, kuartet empat bek Persija secara kolektif mencatatkan 11 intersep dan 14 sapuan bola.
Kesimpulan
Persija mampu mengamankan kemenangan yang impresif di laga ini. Serangan kilat Persija di awal laga menentukan hasil akhir laga ini. Di sisa pertandingan, Persija mampu menahan gempuran Persib lewat blok pressing yang rapi. Di sisi lain, Persib juga gagal menciptakan skema serangan yang mampu menembus blok pertahanan Persija. Laga berat menanti Persib di laga kedua untuk mengejar defisit dua gol