PSM yang diperkuat pemain muda dan lokal secara mengejutkan sukses menaklukkan Persija dengan skor 2-0. Dua gol dari Patrich Wanggai dan Yakob Sayuri di masing-masing babak sukses membungkam anak-anak Macan Kemayoran. Permainan cepat dan keras dari PSM terbukti mampu memberikan keunggulan. Sebaliknya, Persija gagal merespon permainan tersebut.
Susunan pemain
Persija menurunkan kekuatan utamanya di laga kali ini. Minus Rohit Chand, tim asuhan Sudirman ini turun dengan formasi 4-2-3-1. Rekrutan anyar Yann Motta diberikan debut starter berduet dengan Otavio Dutra di jantung pertahanan. Lini tengah dikomandoi oleh duet Marc Klok dan Toni Sucipto, menopang Ramdani Lestaluhu, Riko Simanjuntak, Osvaldo Haay, dan Marko Simic di lini depan.
Sementara itu PSM arahan Syamsuddin Batola turun dengan formasi 4-3-3. Kekuatan utama PSM terletak di lini tengah yang dihuni Sutanto Tan, Rasyid Bakri, dan M. Arfan. Ketiganya tampil kokoh guna menopang lini depan yang dihuni oleh trio Yakob Sayuri, Patrich Wanggai, dan Rizky Eka.
Susunan pemain Persija vs PSM
PSM: bermain cepat dan spartan
PSM tampil spartan sejak awal. Meski bermain dengan pressing blok menengah, pemain-pemain PSM sangat agresif ketika Persija masuk ke area mereka. Pemain PSM tidak ragu untuk mengganggu pemain Persija yang menguasai bola, baik sekadar melakukan pressing hingga melakukan tekel.
Dilihat dari statistik, PSM melakukan 31 percobaan tekel dengan 20 di antaranya sukses menghentikan laju pemain Persija. Tak hanya itu, PSM juga sukses memotong umpan pemain Persija sebanyak 58 kali serta 17 kali melakukan sapuan. Permainan agresif Pasukan Ramang juga terlihat dengan catatan pelanggaran sebanyak 21 kali yang berbuah 4 kartu kuning.
Permainan agresif ketika bertahan dikombinasikan dengan permainan menyerang yang cepat. Pemain PSM melakukan serangan sesegera mungkin untuk mengincar ruang di belakang lini pertahanan Persija. Dua gol Juku Eja berawal dari skema ini. Gol pertama mengincar ruang di belakang area bek kiri, sementara gol kedua berasal dari tendangan langsung ke belakang pertahanan lawan.
PSM mengincar ruang di belakang bek sayap Persija yang naik dan menciptakan situasi 3v3
Persija gagal merespon Permainan PSM
Bertemu lawan yang bermain cepat dan agresif, Persija relatif kesulitan. Tak hanya itu, Macan Kemayoran juga gagal membuat skema alternatif guna meladeni permainan PSM. alhasil, permainan Persija sulit berkembang dan justru ‘dikontrol’ oleh PSM.
Sektor kanan masih menjadi andalan Persija. Area yang dihuni oleh Marco Motta dan Riko Simanjuntak tersebut kerap menjadi lokasi awal serangan maupun penciptaan peluang Persija. Motta menjadi salah satu ancaman Persija dalam urusan menciptakan peluang. Total bek asal Italia tersebut menciptakan 2 umpan kunci dan 3 kali sukses melewati lawan.
Sayangnya penampilan Motta belum bisa diimbangi oleh kompatriotnya di sisi kanan, Riko. Eks pemain Semen Padang tersebut kehilangan penguasaan bola hingga 3 kali serta tidak sekalipun sukses mengirimkan umpan silang dan melewati lawan.
Konektivitas dan mobilitas Persija menjadi isu utama. Persija sebetulnya beberapa kali bisa menciptakan umpan yang membelah lini pertahanan PSM, hanya saja follow-up dari umpan tersebut cenderung lemah. Baik karena pergerakan pemain yang selalu bergerak ke satu sisi, atau okupansi ruang yang kurang ideal. Hal ini membuat Persija, meski menguasai bola lebih banyak, gagal menciptakan peluang-peluang yang berbahaya. Catatan statistik menunjukkan penguasaan bola Persija sebesar 61%, dengan 361 operan, hanya menghasilkan 3 tembakan tepat sasaran.
Persija bermain di ruang antar lini dengan semua pemain berorientasi untuk menyerang ke depan
Di sisi lain, inefektivitas serangan membuat lini pertahanan mereka menjadi rentan. Serangan Persija yang melibatkan banyak pemain terkadang membuat PSM bisa mengeksploitasi celah yang ditinggalkan, terutama di area belakang bek sayap seperti yang disinggung sebelumnya.
Kesimpulan
Kejutan besar berhasil dibuat PSM. Mengandalkan pemain-pemain lokal, mereka bisa mencuri angka penuh dari skuad bertabur bintang Persija. Permainan spartan dan cepat terbukti mampu membatasi penguasaan bola Macan Kemayoran. Skor 2-0, lewat dua gol dari skema yang mereka inginkan, menjadi bukti bahwa meski tidak menguasai bola, PSM mampu menguasai pertandingan.