PSS memang sedang berada dalam situasi yang sulit. Situasi internal klub yang tidak kondusif sampai penampilan tim yang tidak konsisten membuat mereka masih belum juga bisa beranjak ke posisi yang lebih baik di papan klasemen Liga 1 2021/22.
Namun di tengah situasi tersulit sekalipun, biasanya selalu ada setitik cahaya harapan. Dalam kabut gelap yang dialami oleh tim Super Elja saat ini, ada sosok Irfan Jaya yang menjadi secercah harapan yang bisa saja membawa mereka ke tahapan yang lebih baik.
Irfan Jaya menjadi pemain PSS yang paling menonjol. Hingga pekan pertandingan ke-11, pemain asal Bantaeng, Sulawesi Selatan ini sudah mencetak enam gol. Dia hanya terpaut satu gol dari pencetak gol terbanyak Liga 1 yang diisi oleh para penyerang asing, yaitu Ezechiel N’Douassel, Youssef Youssef Ezzejjari, dan terselip nama penyerang naturalisasi, Ilija Spasojević.
Catatan Irfan memang luar biasa. Bukan saja karena posisi Irfan adalah pemain sayap, tetapi juga sudah lama sekali tidak ada pemain lokal yang memasuki daftar teratas pencetak gol terbanyak kompetisi. Pada era Liga 1 saja, yang mengakhiri musim sebagai pencetak gol terbanyak selalu pemain asing, Sylvano Comvalius (2017), Aleksandar Rakić (2018), dan Marko Šimić (2019).
Terakhir kali pemain kelahiran Indonesia bisa meraih gelar top skor di kompetisi teratas sepakbola Indonesia adalah Boaz Solossa pada tahun 2013. Saat itu, kompetisi masih Bernama Liga Super Indonesia. Dengan kata lain, kurang lebih sudah delapan tahun tidak ada pemain kelahiran Indonesia yang bisa membuat pencapaian sama seperti Boaz. Apakah Irfan Jaya bisa memecahkan rekor tersebut?
Liga masih cukup panjang sehingga pertanyaan itu belum bisa dijawab. Namun, kita bisa melakukan proyeksi sambil melihat bagaimana PSS bermain.
Nyatanya, pekerjaan luar biasa Irfan Jaya sejauh ini juga menunjukan hal lain. Setidaknya untuk tim PSS. Hingga pekan ke-10, sudah 13 gol dibuat oleh PSS, enam di antaranya dibuat oleh Irfan. Dengan kata lain, hampir 50% gol yang dibuat oleh PSS dicetak oleh Irfan. Ini menandakan bagaimana tim Super Elja benar-bener bergantung kepada seorang Irfan Jaya.
Irfan baru bermain sembilan pertandingan untuk PSS. Tapi kontribusinya benar-benar dominan. Irfan menjadi pemain yang paling sering menembak bola untuk PSS dengan rincian 17 shots yang 13 di antaranya menemui sasaran.
Catatan dua asis yang dibuat Irfan sejauh ini hanya kalah dari penyerang Nemanja Kojić yang sudah membuat tiga asis. Ini menjadi fenomena lain di tubuh tim PSS. Bagaimana bisa justru penyerang tengah asisnya lebih banyak ketimbang pemain sayap?
Cara bermain tim yang diturunkan ketika sukses menang atas Borneo FC, di mana Irfan mencetak dua gol kemenangan, sebenarnya adalah gambaran besar bagaimana PSS benar-benar bergantung kepada Irfan.
PSS akan bertahan dengan disiplin dan rapi. Bahkan Aaron Evans yang ditempatkan sebagai gelandang bertahan akan ikut mundur dan berperan sebagai “bek tengah ketiga” ketika tim diserang. Hingga kemudian aliran bola akan diberikan secara cepat ke sektor sayap, entah kepada Irfan atau Irkham Mila, hingga kemudian keduanya akan terlibat secara signifikan dalam proses pembuatan peluang.
Pertanyaanya kemudian adalah, bagaimana seandainya Irfan Jaya dimatikan oleh tim lawan?
Penulis : Box2Box
Tes komen. Pertamax gan